Q :
saya ibu rumah tangga mempunyai usaha menjual sayur dan sembako di rumah dan sudah berjalan hampir 2thn.karena di tempat tinggal saya sudah banyak yg membuka usaha toko kelontong maka saya ingin membuka yg beda yaitu dengan menjual sayur masalahnya usaha sayur saya kok gitu-gitu aja tidak ada kemajuan.ada orang belanja pd pkl.5 sampai 7 pagi selanjutnya sepi jarang yg belanja dan menunggu tukang sayur yg lewat. saya ingin menghabiskan dagangan sayur saya dengan keliling sekitar komlek perumahan saya tapi bagaimana dengan toko saya? padahal saya merasa harga yg saya tawarkan tdk mahal sama dgn lainya tapi kok ttp sepi? mohon sarannya dan terima kasih .
Dari Ibu Yani di Sidoarjo, Jawa Timur
A:
Menjawab pertanyaan Ibu, adapun hal-hal yang dapat kami sampaikan antara lain :
Untuk produk sayuran adalah produk yang dibutuhkan setiap harinya oleh masyarakat umum, namun demikian sayur-mayur yang ditawarkan akan lebih menarik pembeli jika :
Produk tersebut selalu fresh (segar) setiap waktunya ; tidak ada orang yang mau membeli produk apabila tingkat kesegaran produk ini tidak terjaga lagi. Hanya orang-orang khusus yang akan dalam keadaan terpaksa dan apabila sudah tidak ada pilihan lain karena kebutuhan mendesak yang akanmembeli produk yang tidak/kurang fresh (segar).
Produk tersebut ditata rapi sedemikian rupa (display merchandising), sehingga menarik untuk dilihat dan mudah untuk dicari. Sebuah warung dengan penataan produk yang memberikan jaminan kebersihan, kelengkapan produk, kenyamanan, kemudahan, serta harga yang terjangkau kepada pelanggannya akan menjadi pilihan utama yang dicari dibandingkan warung/toko yang tidak memiliki salah satu hal tersebut.
Tersedia variasi produk sayur-mayur yang bermacam-macam.
Pelayanan warung/toko melebihi dari apa yang dibayangkan oleh pelanggan, misalkan : Ibu memberikan pelayanan jasa Delivery order by phone, yaitu layanan pemesanan/pembelian sayur-mayur melalui telepon kemudian Ibu mengantarkan ke rumah pembeli dengan maksimum jarak pengantaran order misalkan hanya khusus bagi warga komplek perumahan Ibu saja tanpa dikenakan biaya tambahan.
Menjual produk sayur-mayur di toko sendiri memang berbeda dengan berjualan di pasar maupun toko grosir/supermarket/hypermarket seperti Indogrosir/Hero/Giant/Carefour, dimana jika di pasar lebih diperuntukan bagi konsumen yang memiliki kelonggaran waktu berbelanja serta biasanya keuntungan berbelanja di pasar adalah pilihan lebih banyak, harga lebih murah dan kesempatan waktu yang digunakan untuk melihat-lihat apabila ada produk lain yang mungkin dibutuhkan dapat dibeli saat itu juga. Sementara jika di grosir/supermarket/hypermarket lebih diperuntukan untuk konsumen yang memiliki keterbatasan waktu serta yang memiliki pengeluaran lebih tinggi dibandingkan berbelanja di pasar. Pelanggan yang datang biasanya memilih kenyamanan karena tidak becek, bau, jaminan kesegaran, bisa sekaligus berberlanja kebutuhan lainnya serta kebutuhan sekaligus hiburan dengan berjalan-jalan melihat hal lain. Membuka usaha memanglah lebih mudah dibanding mengembangkannya, apalagi jikalau usaha yang kita jalani kemudian memiliki pesaing yang kemudian merebut pelanggan-pelangan kita. Oleh karena itu kejelian yang diiringi dengan kreatifitas dan inovasi perlu dilakukan, agar usaha yang kita jalankan selalu dapat bertahan dan bisa lebih dekat dengan hati pelanggannya.
Pesan dari kami adalah bilamana Ibu berencana melakukan pengembangan usaha, kami mengajak Ibu untuk meletakkan posisi Ibu sebagai pelanggan yang akan menggunakan jasa/membeli produk Ibu. Dengan berpikir dan menempatkan diri sebagai pelanggan, Ibu akan lebih tepat memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan Ibu dibandingkan memposisikan sebagai pelaku usaha terlebih dahulu. Cobalah kita anggap bahwa Ibu adalah bukan seorang penjual sayur-mayur, maka hal-hal apa yang membuat Ibu akan membeli produk sayur-mayur misalnya jika ada orang lain yang membuka usaha seperti Ibu ?
Semoga jawaban ini bisa berguna dan bermanfaat untuk tujuan rencana pengembangan usaha Ibu kedepannya.
Sukses wirausaha mandiri,
PT ARN YOGYAKARTA